Jumat, 10 Juli 2009

Metrology versus meteorology

Sebagai pengantar,

Banyak orang yang belum mengetahui tentang metrologi, bahkan mungkin belum pernah mendengarnya. Berbeda dengan"meteorologi", telinga kita sudah terasa familiar. 

Dengan sedikit ilustrasi diatas, semoga bisa dijadikan dasar pemahaman mengenai perbedaan antara metrologi dan meteorologi.

Meteorologi secara sederhana adalah ilmu yang berkaitan dengan cuaca, sedangkan metrologi merupakan ilmu yang berkaitan dengan pengukuran. jadi keduanya merupakan sesuatu yang sangat berbeda, walaupun sebenarnya saling berkaitan, dimana meteorologi pastimenerapkan pinsip metrologi didalamnya, sedangkan kegiatan yang berhubungan dengan dunia metrologi sangat dipengaruhi oleh meteorologi (dalam hal ini kondisi lingkungan, misal: tekanan, suhu dan kelembaban lingkungan). 

Pengukuran sendiri secara umum memiliki definisi, "Proses mengaitkan angka angka secara empirik dan objektif pada sifat sifat objek atau kejadian di dunia nyata sedemikian sehingga angka angka tersebut dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai suatu objek".

Sedangkan secara khusus,  "Sekumpulan operasi yang bertujuan untuk menentukan nilai suatu besaran". ( Vocabulary of Basic and General Terms in Metrology – VIM 1993: 2.1 )


Sesuai dengan ilustrasi, pengukuran dapat memberikan penjelasan kuantitatif dari pertanyaan yang bersifat kualitatif. Misal suatu objek, dalam hal ini adalah gelas yang berisi air, muncul pertanyaan kualitatif: seberapa banyakkah airnya? seberapa panaskah airnya? seberapa beracunnya airnya? dlsb. sehingga dengan pengukuran akan dapat terjawab: 500ml ( yang berati mudah dibawa), 20 oC ( sehingga idak telalu panas), ph normal dan kandungan zat beracun jauh dibawah ambang batas ( sehingga memungkinkan untuk diminum), dlsb.

"when you can measure what you are speaking about, and express it in numbers, you know something about it; but when you cannot measure it, when you cannot express it in numbers, your knowledge is of a meagre and unsatisfactory kind".  (Lord Kelvin)

Kita baru dapat dianggap memahami sesuatu jika kita dapat mengukurnya dan menyatakannya dalam angka-angka. Jika kita tidak dapat mengukurnya, dan tidak dapat menyatakannya dalam angka-angka, berarti pengetahuan kita belum memuaskan. 

1 komentar: